Arogansi Berujung Sial: Sopir Pajero Arogan Pakai Strobo Ditangkap Polisi Setelah Videonya Viral

Menindaklanjuti insiden tersebut, Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Polri memastikan bahwa pengemudi Pajero yang viral bukanlah anggota kepolisian. Selain itu, pelat dinas yang digunakan pada kendaraan tersebut ternyata palsu dan tidak terdaftar di database Polri.

“Setelah dilakukan pengecekan, pelat yang digunakan palsu dan tidak terdaftar di database Polri.” ujar pernyataan resmi Divpropam Polri, mengutip laporan dari detikcom, Minggu (19/10/2025).

Polisi juga menegaskan bahwa mobil tersebut kini telah diamankan, dan sopir akan menjalani proses hukum lebih lanjut. Tindakan ini dilakukan untuk menjaga ketertiban di jalan serta mencegah penyalahgunaan atribut kepolisian yang dapat membahayakan masyarakat.

“Saat ini kendaraan dan pengemudi sudah kami amankan untuk diproses lebih lanjut.” lanjut Divpropam Polri.

Kronologi Kejadian dan Reaksi Publik

Insiden ini bermula ketika sebuah video berdurasi kurang dari satu menit beredar di media sosial. Dalam video tersebut terlihat pengemudi Pajero membunyikan sirene sambil menantang pengendara lain yang merekam aksinya. Dalam rekaman, terdengar pengemudi berkata, “Hayang diviralin? Nggak usah kayak gitu.” Ia juga tampak berkomentar soal kemacetan di jalan, “Macet… macet… macet…,” seolah menunjukkan ketidakpeduliannya terhadap pengguna jalan lain.

Viralnya video ini memunculkan berbagai reaksi di masyarakat. Banyak warganet mengungkapkan kekesalan karena perilaku pengemudi dianggap membahayakan keselamatan lalu lintas. Beberapa juga menyoroti ketidakjujuran penggunaan atribut polisi, yang dapat menyesatkan masyarakat dan mencederai citra kepolisian.

Di sisi lain, fenomena ini juga menimbulkan diskusi terkait regulasi penggunaan lampu strobo dan sirene. Masyarakat menekankan pentingnya kepatuhan terhadap hukum agar keamanan dan kenyamanan di jalan raya tetap terjaga.

Penjelasan Polisi dan Prosedur Hukum

Divpropam Polri menekankan bahwa penggunaan sirene dan strobo khusus polisi diatur secara ketat. Hanya kendaraan dinas tertentu yang berwenang menggunakan atribut tersebut, termasuk mobil operasional kepolisian, ambulans, dan kendaraan tertentu untuk penanganan darurat.

“Pengemudi Pajero hitam berpelat Polri tersebut bukan anggota Polri. Penggunaan atribut kepolisian oleh warga sipil tanpa izin merupakan pelanggaran hukum dan dapat dikenai sanksi sesuai peraturan yang berlaku,” tegas Divpropam.

Langkah pengamanan kendaraan dan pengemudi ini dilakukan sesuai prosedur, termasuk pencatatan bukti, pemeriksaan identitas, hingga penentuan langkah hukum selanjutnya. Polisi memastikan proses ini transparan dan sesuai ketentuan, agar memberikan efek jera bagi siapa pun yang mencoba menyalahgunakan atribut kepolisian.

Dampak Sosial dan Kesadaran Publik

Perilaku pengemudi Pajero ini menjadi peringatan penting mengenai pentingnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan keselamatan di jalan raya. Polisi menekankan bahwa penggunaan sirene dan lampu strobo bukanlah “main-main.” melainkan hak khusus yang hanya diberikan kepada pihak berwenang untuk kepentingan darurat.

Selain risiko hukum, tindakan seperti ini juga bisa memicu bahaya di jalan raya. Pengendara lain bisa terganggu atau panik, yang berpotensi menimbulkan kecelakaan. Oleh karena itu, masyarakat diminta lebih kritis dan waspada terhadap kendaraan yang mengaku sebagai aparat, namun ternyata tidak sah.

Kasus ini juga menyoroti pentingnya literasi hukum dan kesadaran publik mengenai atribut kepolisian. Edukasi masyarakat tentang hak dan kewajiban pengendara serta batas penggunaan atribut khusus dinas sangat penting untuk mencegah kejadian serupa.

Kasus Serupa dan Tren Penyalahgunaan Atribut Resmi

Kasus sopir Pajero ini bukanlah yang pertama terjadi di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, polisi mencatat beberapa insiden warga sipil menggunakan pelat dinas palsu, strobo, maupun sirene. Tujuan pelanggaran ini bervariasi, mulai dari ingin terlihat “istimewa”, mempermudah akses jalan, hingga praktik intimidasi terhadap pengendara lain.

Menurut catatan kepolisian, sebagian besar kasus penyalahgunaan ini berakhir dengan penahanan sementara, pencabutan atribut palsu, serta denda administratif. Namun, kasus terbaru ini menjadi sorotan karena viral di media sosial, sehingga menimbulkan persepsi bahwa tindakan tersebut lebih serius dan membutuhkan penanganan lebih tegas.

Tanggapan Masyarakat

Sejumlah warganet memberikan komentar pedas terhadap perilaku pengemudi Pajero. Beberapa menilai tindakan tersebut sebagai bentuk arogansi dan ketidakpedulian terhadap keselamatan orang lain.

“Saya merasa terganggu melihat video ini. Pengemudi seperti ini bisa membahayakan semua orang di jalan.” tulis salah seorang warganet di platform media sosial.

Sementara itu, ada juga yang menyoroti kebutuhan edukasi hukum dan pengawasan lebih ketat dari pemerintah. Masyarakat berharap kejadian serupa tidak terulang dengan adanya kampanye literasi hukum yang masif.

Upaya Polisi untuk Mencegah Kejadian Serupa

Polisi telah menegaskan bahwa mereka akan memperketat pengawasan terhadap penggunaan strobo dan pelat dinas. Beberapa langkah yang dilakukan antara lain:

1.Peningkatan patroli dan pemantauan kendaraan di jalan raya, khususnya di kota besar.

2.Edukasi masyarakat melalui media massa dan media sosial mengenai aturan penggunaan sirene dan strobo, termasuk risiko hukum bagi pelanggar.

3.Mekanisme pelaporan publik untuk warga yang menemukan kendaraan mencurigakan menggunakan atribut resmi.

Polisi juga mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan tidak terintimidasi oleh pengendara yang menyalahgunakan simbol kepolisian.

Kesimpulan DiskusiBerita :

Kasus sopir Pajero yang viral menggunakan strobo dan pelat dinas palsu ini menjadi peringatan penting bagi masyarakat. Pertama, masyarakat harus memahami bahwa atribut kepolisian bersifat terbatas dan penggunaannya di luar ketentuan hukum dapat menimbulkan konsekuensi serius. Kedua, kesadaran publik terkait keselamatan lalu lintas perlu ditingkatkan agar kejadian serupa tidak membahayakan pengendara lain.

Pihak kepolisian telah mengambil langkah tegas dengan mengamankan kendaraan dan pengemudi. Proses hukum yang berjalan diharapkan memberi efek jera, sekaligus menjaga kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri. Insiden ini menjadi pengingat bahwa kepatuhan terhadap hukum bukan hanya kewajiban, tetapi juga bagian dari tanggung jawab sosial demi keamanan bersama.

Pihak kepolisian telah mengambil langkah tegas dengan mengamankan kendaraan dan pengemudi. Proses hukum yang berjalan diharapkan memberi efek jera, sekaligus menjaga kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri. Insiden ini menjadi pengingat bahwa kepatuhan terhadap hukum bukan hanya kewajiban, tetapi juga bagian dari tanggung jawab sosial demi keamanan bersama.