
Jakarta — Tanggal 19 Oktober 2025 menjadi momen yang sangat bersejarah bagi para penggemar trail running di Indonesia. Tepat pada hari itu, Slamet Trail Run perdana resmi digelar di puncak Gunung Slamet, gunung tertinggi di Jawa Tengah, yang terkenal dengan medan ekstrim dan pemandangan alamnya yang memukau. Acara ini langsung diserbu oleh 1.000 peserta dari berbagai daerah, mulai dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, hingga Sulawesi. Mereka datang bukan hanya untuk berlomba, tetapi juga untuk menaklukkan tantangan fisik dan mental yang dihadirkan oleh jalur menanjak, hutan lebat, dan cuaca yang cukup berubah-ubah.
Slamet Trail Run bukan sekadar ajang olahraga, tapi juga menjadi wadah pembuktian stamina, strategi, dan kemampuan adaptasi para pelari menghadapi kondisi alam yang ekstrem. Jalur yang menantang membuat peserta harus fokus, menjaga ritme napas, dan memaksimalkan energi agar bisa sampai garis finish dengan selamat dan tetap bugar.
Yang membuat momen ini semakin spesial adalah kehadiran pelari internasional. Selain peserta lokal yang memadati start line, ada pula pelari dari Zimbabwe yang ikut memeriahkan perlombaan. Kehadiran mereka menegaskan bahwa Slamet Trail Run tidak hanya jadi magnet bagi pelari nusantara, tapi juga mulai menarik perhatian atlet dari mancanegara. Suasana semakin meriah dengan campuran bahasa, semangat sportivitas, dan saling memberi dukungan di antara peserta. Event ini pun membuktikan bahwa trail running Indonesia kini bisa sejajar dengan standar kompetisi internasional.
Slamet Trail Run Pertama 1000 Peserta Membludak
Sejak pagi, lokasi start dipenuhi oleh peserta yang sudah tidak sabar menaklukkan trek panjang dan menantang. Panitia mempersiapkan segala kebutuhan, mulai dari pos registrasi, area pemanasan, hingga pos kesehatan dan tim medis di sepanjang jalur. Peserta datang dengan berbagai latar belakang: ada atlet profesional, pelari komunitas, hingga pemula yang ingin merasakan sensasi trail di gunung tertinggi Jawa Tengah. Mereka tampak antusias meskipun medan yang akan dilewati dikenal berat: jalan berbatu, jalur licin, akar pohon menonjol, dan beberapa trek sempit di tepi jurang.
Beberapa peserta mengaku sudah menunggu event ini sejak lama. Seorang pelari asal Jakarta berkata, “Ini pengalaman pertama aku ikut trail di Gunung Slamet, medan ekstrem tapi seru banget. Pemandangannya juga luar biasa, bikin semua lelah terbayar.” Selain itu, suasana kekompakan antarpelari juga terasa hangat; banyak yang saling menyemangati, berbagi tips, dan foto bersama sebelum memulai lomba, menciptakan energi positif yang makin menambah semangat untuk menaklukkan trek menantang.
Rute Ekstrem dan Tantangan Fisik
Rute Slamet Trail Run 2025 dirancang menantang fisik dan mental peserta. Trek panjangnya melewati hutan pinus, perkebunan kopi, sungai kecil, dan tebing yang membutuhkan keseimbangan ekstra. Panitia menyiapkan titik air, pos kesehatan, dan tim keamanan di beberapa titik untuk memastikan semua peserta bisa finish dengan aman. Peserta internasional, seperti pelari dari Zimbabwe, juga mengaku terkesan. Menurutnya, rute ini berbeda dari kompetisi trail yang pernah diikuti sebelumnya. “Medannya sangat menantang, alami banget, dan bikin kita harus benar-benar fokus. Tapi sensasi ini bikin ketagihan,” ujarnya sambil tersenyum lelah tapi puas.















