Heboh! Sandra Dewi Ajukan Keberatan Soal 88 Tas & Rp33 M Disita

Jakarta – Nama Sandra Dewi kembali jadi sorotan publik. Bukan soal karier atau rumah tangganya yang glamor, tapi karena langkah hukum yang baru aja ia ambil. Artis cantik ini resmi ajukan keberatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, minta supaya sederet asetnya  mulai dari tas mewah hingga deposito Rp 33 miliar dikembalikan. Kasus ini bermula dari drama hukum yang melibatkan sang suami, Harvey Moeis, dalam kasus korupsi komoditas timah. Sandra sendiri ngotot bilang, semua harta yang disita itu bukan hasil kejahatan, tapi murni dari kerja kerasnya selama puluhan tahun di dunia hiburan. Lewat kuasa hukumnya, Sandra Dewi menegaskan kalau dirinya adalah pihak ketiga yang “beritikad baik.” Asetnya sah, hasil kerja profesional, dan gak ada hubungannya sama kasus suaminya.

“Saya artis, saya kerja keras. Banyak dari barang-barang itu hasil endorsement dan kontrak pribadi,” begitu kira-kira pembelaan Sandra lewat kuasa hukumnya.

Sandra Dewi Berjuang Keras Rebut 88Tas dan Rp33M

Kabar soal 88 tas branded milik Sandra Dewi yang ikut disita bener-bener bikin publik melongo. Dari Louis Vuitton, Chanel, Dior, sampai Hermes  semuanya ada. Bahkan beberapa tas termasuk edisi super langka dan warna khusus yang cuma dibuat terbatas.

Sandra bilang, sebagian besar tas itu hasil endorse sejak 2012. Artinya, sudah lebih dari 10 tahun ia menerima kiriman produk dari berbagai butik dan brand mewah.

“Saya mempromosikan tas-tas itu di media sosial saya. Dulu setiap dapat endorse, saya unboxing, saya upload, saya tag tokonya. Itu bentuk kerja sama promosi,” kata Sandra saat bersaksi di pengadilan.

Dalam daftar penyitaan yang beredar, terungkap sederet koleksi gila: mulai dari Hermes Lindy 20, Chanel Classic Flap, Dior Lady, Gucci Sylvie, sampai Valentino Rockstud. Nilainya bisa bikin siapa pun geleng kepala. Tapi bukan cuma tas. Sandra juga minta deposito Rp 33 miliar-nya dikembalikan. Ia menegaskan, uang itu bukan milik Harvey Moeis, melainkan hasil kerja dan investasi pribadinya. “Dia (Harvey) bahkan sudah pisah harta sama saya sebelum menikah,” kata Sandra dalam salah satu kesaksiannya. Menurut pengacara Harvey, ada perjanjian hitam di atas putih bahwa semua aset Sandra berasal dari hasil kerjanya sebagai artis, brand ambassador, dan pengusaha.

Publik Ikut Ribut di Dunia Maya

Kasus Sandra Dewi ini bikin netizen pecah dua kubu. Ada yang dukung Sandra habis-habisan, bilang dia memang kerja keras dari muda, punya hak atas barang-barangnya. Tapi gak sedikit juga yang skeptis dan merasa “aneh” dengan jumlah aset yang luar biasa besar. Di media sosial, topik ini bahkan sempat trending dengan tagar #SandraDewi88Tas dan #Rp33MDeposito. Banyak yang membandingkan dengan gaya hidup artis lain dan cara publik memandang perempuan sukses di dunia hiburan.

Beberapa komentar netizen di X (Twitter):

• “Tas aja 88 biji, aku sendal aja dua pasang udah seneng.”
• “Kalau hasil kerja keras ya sah-sah aja. Tapi kok bisa sebanyak itu ya endorse-nya .”
• “Rp 33 M itu kayak deposit satu kelurahan, bang Sandra.”

Tapi di sisi lain, banyak juga yang kasihan. Sandra dikenal sebagai artis yang jarang terlibat kontroversi. Hidupnya terlihat sempurna  punya keluarga, karier, dan citra positif. Kini, ia justru harus berjuang di pengadilan demi harta yang ia klaim miliknya sendiri.

Gak Cuma Tas, Tapi Rumah & Apartemen

Selain tas dan deposito, beberapa properti Sandra juga ikut disita, mulai dari rumah mewah di Kebayoran Baru, dua unit apartemen di Gading Serpong, sampai perhiasan pribadi. Sandra sempat menjelaskan, apartemen itu ia dapat dari kontrak kerja sebagai Brand Ambassador PT Paramount Serpong di tahun 2014–2015. Dalam kontrak tertulis, ia berhak dapat dua unit apartemen plus gaji sebagai Direktur Komunikasi.

“Jadi bukan hadiah atau titipan dari siapa pun. Itu hasil kerja saya,” jelasnya di sidang Tipikor Jakarta Pusat. Namun, kejaksaan tetap menyita semua aset itu karena dianggap berpotensi terkait dengan kasus korupsi Harvey Moeis. Pihak Kejagung sendiri santai menanggapi permohonan Sandra. Mereka bilang, semuanya diserahkan pada majelis hakim. “Kami tidak keberatan, biar pengadilan yang menilai,” kata juru bicara Kejagung singkat.

Sponsored

Butuh Ide Mengatur Keuangan?

Pelajari cara cerdas mengelola pengeluaran dan menambah pemasukan dengan strategi sederhana.

Mulai Sekarang

Sponsored

Ingin Traveling Tanpa Pusing Biaya?

Temukan tips hemat perjalanan dan program reward yang bikin liburan makin mudah. yuk Kepoin Lotto21 Group

Mulai Sekarang

Sponsored

Bagaimana Cara Jadi Lebih Produktif?

Pelajari kebiasaan sederhana yang membantu kamu mencapai kesuksesan lebih cepat.

Mulai Sekarang

Antara Citra & Realita Dunia Seleb

Kasus Sandra Dewi ini bukan cuma soal hukum, tapi juga menyentuh sisi sosial dan psikologis dunia selebriti.Banyak publik figur hidup di bawah sorotan, di mana setiap hal kecil bisa dibesar-besarkan. Sandra yang selama ini dikenal “kalem dan berkelas” tiba-tiba muncul di tengah pusaran isu besar yang melibatkan nama besar Kejaksaan, pengadilan, dan media nasional. Ini bukan sekadar cerita soal tas mewah, tapi juga soal harga diri seorang perempuan yang merasa hasil kerjanya dirampas. Para pakar hukum juga ikut buka suara. Beberapa menyebut langkah Sandra masuk akal kalau memang bisa dibuktikan asal-usul asetnya jelas dan legal. Tapi kalau gak, ya akan susah buat balik lagi.

Akhir Cerita Masih Panjang

Sampai saat ini, sidang keberatan Sandra Dewi masih berjalan. Majelis hakim belum memutuskan apakah permintaan pengembalian asetnya dikabulkan atau ditolak. Yang jelas, publik bakal terus memantau. Apalagi, kisah Sandra ini sudah jadi bahan obrolan di mana-mana  dari forum gosip sampai grup WhatsApp emak-emak. Apakah 88 tas mewah itu bakal kembali ke tangannya? Atau justru jadi milik negara selamanya? Kita tunggu aja kelanjutan ceritanya, karena jelas  drama Sandra Dewi ini belum berakhir.

Kesimpulan diskusiberita.com 

Sandra Dewi akhirnya buka suara dan mengambil langkah hukum dengan mengajukan keberatan terhadap penyitaan asetnya, termasuk 88 tas mewah dan uang Rp33 miliar yang sebelumnya disita sebagai bagian dari kasus dugaan korupsi yang menyeret suaminya, Harvey Moeis. Langkah ini jadi sorotan publik karena dianggap sebagai usaha Sandra untuk memperjuangkan hak pribadinya, terutama aset yang diyakini bukan hasil tindak pidana. Banyak pihak menilai tindakan Sandra cukup berani dan elegan, menunjukkan bahwa ia ingin membedakan antara tanggung jawab pribadi dan kasus hukum suaminya.

Meski begitu, proses hukum masih berjalan, dan keputusan akhir akan bergantung pada hasil penilaian penyidik serta pengadilan. Publik pun menanti, apakah keberatan Sandra Dewi akan diterima dan asetnya bisa kembali.