Megah Tapi Sepi! Bandara Kertajati dan Tantangan Infrastruktur Jawa Barat

Jakarta — Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka memang megah dan modern, lengkap dengan fasilitas internasional, tapi faktanya masih sepi pengunjung. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan bahwa salah satu alasan utama adalah lokasi bandara yang jauh dari pusat kota dan terbatasnya konektivitas transportasi.

AHY menyebut bandara ini seperti “in the middle of nowhere”. Kawasan sekitar yang disebut Rebana, meliputi tujuh kabupaten/kota di utara Jawa Barat, memang masih dalam tahap pengembangan. Pembangunan bandara yang dilakukan sebelum kawasan siap terintegrasi membuat jumlah penumpang dan layanan maskapai masih minim. Meski begitu, potensi ekonomi bandara tetap besar. Pemerintah menyiapkan berbagai langkah agar BIJB Kertajati bisa berfungsi optimal sebagai pusat transportasi dan ekonomi baru di Jawa Barat bagian utara.

Megah Tapi Sepi Bandara Kertajati Terancam Parah

Meski tampak megah, Bandara Kertajati memang belum ramai. Banyak pengunjung yang bilang, suasana di sana terlalu sepi kalau dibandingkan dengan bandara besar lainnya seperti Soekarno-Hatta atau Juanda. Fasilitasnya lengkap, terminal modern, tempat parkir luas, sampai lounge mewah, tapi tetap aja belum bisa menarik jumlah penumpang signifikan. Hal ini membuat sejumlah maskapai masih ragu menambah rute atau frekuensi penerbangan ke Kertajati. AHY sendiri menekankan, inti masalahnya ada di lokasi. Bandara ini berada di tengah Kawasan Rebana yang sedang berkembang, tapi konektivitas transportasinya belum maksimal. Jalan akses dari pusat kota atau kota-kota besar sekitar memang ada, tapi belum secepat dan sepraktis yang diharapkan penumpang. Banyak yang bilang, “Megah tapi jauh dari mana-mana.”

Untuk mengatasi itu, kerja sama dengan GMF AeroAsia jadi salah satu solusi. Bandara tidak cuma jadi tempat keberangkatan dan kedatangan, tapi juga bisa dimanfaatkan sebagai fasilitas perawatan pesawat (MRO). Dengan strategi ini, setidaknya Bandara Kertajati mulai punya fungsi tambahan yang bermanfaat bagi industri penerbangan nasional. Harapannya, seiring berkembangnya Kawasan Rebana dan promosi yang lebih gencar, bandara ini bisa ramai dan menjadi ikon baru transportasi di Jawa Barat.

BIJB Kertajati memiliki landasan pacu panjang, terminal modern, dan fasilitas yang sekelas bandara internasional. Tapi masalah utama yang dihadapi bandara ini adalah lokasi dan aksesibilitas. AHY menegaskan, “Mungkin awalnya pembangunan bandara kurang terintegrasi dengan akses transportasi darat, sehingga saat ini masih sepi. Padahal fasilitasnya lengkap, besar, dan megah, tapi kawasan sekitarnya belum hidup.”

Kawasan Rebana sendiri merupakan proyek pengembangan metropolitan yang mencakup:

• Kabupaten Subang
• Kabupaten Sumedang
• Kabupaten Indramayu
• Kabupaten Majalengka
• Kabupaten Cirebon
• Kabupaten Kuningan
• Kota Cirebon

Dengan potensi kawasan Rebana yang besar, bandara ini diharapkan menjadi titik penggerak ekonomi baru. Namun, sampai sekarang, keberadaannya belum optimal dalam menarik jumlah penumpang maupun maskapai. Selain itu, maskapai masih menahan diri untuk membuka rute reguler karena pergerakan penumpang yang rendah. Hal ini membuat banyak fasilitas bandara belum termanfaatkan secara maksimal, meski secara desain dan kapasitas, bandara ini sudah world-class.

Upaya Menghidupkan Bandara Kertajati

Untuk mengatasi masalah tersebut, AHY mengatakan kementeriannya telah bekerja sama dengan Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF AeroAsia) untuk menghadirkan layanan Maintenance, Repair, Overhaul (MRO) pesawat di Kertajati. Langkah ini diharapkan bisa memanfaatkan bandara meski jumlah penumpang masih minim. Dengan fasilitas MRO, maskapai bisa menggunakan Kertajati sebagai pusat perawatan pesawat, termasuk helikopter, sehingga bandara tetap produktif. “Mudah-mudahan kerja sama ini dapat memicu pengembangan kawasan sekitarnya, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” ujar AHY. Selain itu, pemerintah menyiapkan rencana untuk memperkuat transportasi darat, termasuk shuttle bus dan akses tol, sehingga penumpang lebih mudah datang ke bandara dan tidak lagi merasa jauh dari kota.

Reaksi Publik dan Industri Penerbangan

Sejak dibuka, bandara ini mendapat sorotan publik. Banyak netizen menyoroti jarak dan akses menuju Kertajati yang masih sulit. Beberapa komentar warganet misalnya:

• “Bandara bagus tapi akses jauh banget, mending ke Jakarta aja.”
• “Megah tapi sepi, sayang banget fasilitasnya nggak maksimal.”
• “Semoga shuttle bus lebih sering biar gampang ke bandara ini.”

Sementara itu, pelaku industri penerbangan menilai bahwa Bandara Kertajati memiliki potensi besar, terutama untuk penerbangan domestik dan MRO. Namun, strategi yang tepat diperlukan agar maskapai mau membuka rute dan memanfaatkan fasilitas.

Potensi Kawasan Rebana dan Dampak Ekonomi

Bandara Kertajati berada di tengah kawasan Rebana, yang merupakan proyek pengembangan wilayah metropolitan di utara Jawa Barat. Kawasan ini diharapkan menjadi pusat ekonomi baru, dengan kombinasi industri, pariwisata, dan transportasi.

AHY optimis bahwa bandara yang saat ini sepi bisa menjadi penggerak ekonomi kawasan:

• Menarik investor untuk membangun bisnis dan industri di sekitar bandara.
• Menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat lokal.
• Menjadi pusat logistik dan transportasi modern untuk Jawa Barat bagian utara.

Jika terintegrasi dengan baik, bandara ini bisa mengurangi beban Bandara Soekarno-Hatta dan menjadi alternatif bagi rute domestik maupun internasional.

Sejarah dan Perjalanan Bandara Kertajati

BIJB Kertajati mulai dibangun pada tahun 2015 dengan tujuan mengurangi kepadatan Bandara Soekarno-Hatta. Proyek ini didanai oleh pemerintah pusat dan daerah, serta mendapat dukungan investor swasta. Saat peresmian, bandara ini memiliki kapasitas awal 10 juta penumpang per tahun, dengan kemungkinan ekspansi hingga 30 juta penumpang di masa depan. Terminal penumpang dilengkapi fasilitas modern seperti ruang tunggu VIP, jalur imigrasi otomatis, dan konektivitas internet tinggi.  Meski semua fasilitas sudah siap, keterbatasan akses transportasi masih menjadi kendala utama. Jalur tol menuju Kertajati baru rampung sebagian, sementara transportasi umum yang menghubungkan bandara dengan kota besar di Jawa Barat masih minim.

Strategi Pemerintah untuk Menghidupkan Bandara

Pemerintah saat ini tengah menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan kunjungan penumpang:

1. Peningkatan konektivitas darat: Shuttle bus, kereta cepat, dan perluasan tol agar jarak tempuh lebih cepat dari kota besar.
2. Promosi destinasi wisata sekitar: Memanfaatkan potensi wisata di Majalengka, Cirebon, dan wilayah Rebana agar wisatawan tertarik mendarat di Kertajati.
3. Insentif bagi maskapai: Memberikan potongan biaya layanan dan fasilitas MRO agar maskapai mau membuka rute baru.
4. Event internasional dan MICE: Mengadakan konferensi, pameran, dan event internasional untuk meningkatkan awareness bandara.

Dengan strategi ini, pemerintah berharap BIJB Kertajati bisa menjadi hub transportasi dan pusat ekonomi baru di Jawa Barat bagian utara.

Kesimpulan

Bandara Kertajati memang megah, modern, dan penuh fasilitas, tapi tantangan utama tetap ada pada lokasi dan konektivitas. Langkah pemerintah menghadirkan MRO, memperkuat transportasi darat, dan mengembangkan kawasan Rebana diharapkan bisa menghidupkan bandara ini dalam beberapa tahun ke depan. Meski saat ini masih sepi, potensi ekonomi dan strategis BIJB Kertajati tetap besar. Dengan strategi yang tepat, bandara ini bisa menjadi pusat pertumbuhan baru, tidak hanya untuk Majalengka, tapi juga seluruh Jawa Barat bagian utara.