Jakarta – Hingga saat ini, Selasa, 21 Oktober 2025, PSSI belum mengumumkan secara resmi siapa pelatih baru Timnas Indonesia pengganti Patrick Kluivert.

Namun, beredar kabar dari Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga bahwa PSSI akan mengadakan rapat pembahasan mengenai pelatih baru pada hari ini. Di sisi lain, ada juga anggota Exco PSSI yang membantah adanya rapat resmi tersebut, sehingga pengumuman belum dapat dipastikan. Situasi ini memicu spekulasi luas di kalangan media dan penggemar sepak bola Indonesia. Beberapa portal olahraga bahkan mulai memprediksi kandidat potensial yang dianggap mampu membawa Timnas ke level lebih tinggi, termasuk nama-nama pelatih asing dan lokal dengan rekam jejak impresif. Diskusi intens di media sosial juga semakin ramai, dengan pendapat pro dan kontra mengenai siapa yang tepat menempati posisi strategis ini.

Posisi pelatih Timnas Indonesia kini menjadi sorotan utama setelah Patrick Kluivert dipecat karena gagal meloloskan Tim Garuda ke Piala Dunia 2026. Sejumlah nama beken terus mencuat ke permukaan, beberapa di antaranya memiliki pengalaman di kompetisi internasional, sementara yang lain dikenal mampu membangun pemain muda dari akademi hingga tim senior, sesuai visi jangka panjang PSSI. Analisis dari pakar sepak bola menekankan pentingnya memilih sosok yang bukan hanya bisa meraih kemenangan cepat, tetapi juga memiliki rencana strategis jangka panjang untuk mengangkat kualitas Timnas secara berkelanjutan.

Hebat! 4 Calon Jenderal Terkuat Nakhoda Garuda 2025

Shin Tae-yong (STY) :

• Mengapa Kuat: Status pahlawan nasional dan keberhasilan membawa perkembangan pesat, termasuk lolos ke Semifinal Piala Asia U-23.
• Isu: Rumor comeback sangat kuat, namun saat ini ia masih terikat kontrak dengan klub Ulsan HD.

Timur Kapadze:

• Mengapa Kuat: Pelatih dengan rekam jejak mentereng di Asia (Timnas U-23 Uzbekistan) dan dianggap memahami kultur sepak bola benua ini.
• Isu: Ramai di media sosial dan disebut sebagai alternatif high-profile di luar pelatih Eropa.

Jesus Casas:

• Mengapa Kuat: Pelatih berpengalaman di Asia, sukses bersama Timnas Irak dan pernah menjadi bagian dari staf pelatih Timnas Spanyol serta FC Barcelona.
• Isu: Profilnya sangat diperhitungkan karena kombinasi pengalaman Asia dan Eropa yang kuat.

Frank de Boer:

• Mengapa Kuat: Mantan pemain dan pelatih top Belanda. Namanya mencuat setelah foto kebersamaannya dengan petinggi PSSI, Simon Tahamata, beredar luas.
• Isu: Dianggap sebagai Plot Twist di tengah rumor pelatih-pelatih top Eropa lainnya.

PSSI didesak untuk memilih sosok yang TIDAK BLUNDER agar Timnas Indonesia dapat kembali ke jalur positif.

Sponsored

Butuh Ide Mengatur Keuangan?

Pelajari cara cerdas mengelola pengeluaran dan menambah pemasukan dengan strategi sederhana.

Mulai Sekarang

Sponsored

Ingin Traveling Tanpa Pusing Biaya?

Temukan tips hemat perjalanan dan program reward yang bikin liburan makin mudah. yuk Kepoin Lotto21 Group

Mulai Sekarang

Sponsored

Bagaimana Cara Jadi Lebih Produktif?

Pelajari kebiasaan sederhana yang membantu kamu mencapai kesuksesan lebih cepat.

Mulai Sekarang

Simpang Siur Rapat PSSI Hari Ini 

Kabar Rapat (Pihak Kemenpora)

• Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga (Wamenpora), Taufik Hidayat, mengonfirmasi bahwa PSSI akan mengadakan rapat hari ini, Selasa (21/10/2025), untuk membahas dan menentukan calon pelatih baru Timnas Indonesia pengganti Patrick Kluivert.
• Namun, Wamenpora juga menegaskan bahwa rapat tersebut belum bertujuan untuk mengumumkan pelatih baru secara resmi. Ini adalah tahap pembahasan dan persiapan.

Bantahan Rapat (Pihak PSSI)

• Beberapa anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, termasuk Sumardji, telah membantah kabar tersebut.
• Mereka menyatakan belum menerima undangan resmi untuk rapat Exco hari ini yang diagendakan membahas pelatih baru.
• PSSI menegaskan bahwa proses evaluasi dan pemilihan pelatih masih berjalan internal dan keputusan akhir akan dibahas melalui rapat resmi Exco, yang jadwal pastinya belum ditetapkan.

Mekanisme & Kriteria Utama Pelatih Timnas Indonesia

Proses pencarian dan penunjukan pelatih kepala baru Timnas Indonesia sedang berlangsung dengan sangat hati-hati untuk menggantikan Patrick Kluivert. Mekanisme ini dikoordinasikan langsung oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dengan bantuan tim teknis. Tokoh kunci yang bertanggung jawab memfilter kandidat berdasarkan kriteria teknis dan filosofi adalah Direktur Teknik PSSI, Alexander Zwiers. PSSI berupaya memastikan bahwa filosofi pelatih baru benar-benar selaras dengan visi jangka panjang federasi.

Tahapan rekrutmen ini bersifat high-profile dan rahasia, umumnya dimulai dengan penyaringan awal untuk mendapatkan daftar singkat kandidat terbaik. Kandidat terpilih kemudian diundang untuk wawancara dan presentasi visi mereka. Dalam sesi ini, PSSI menguji tingkat komitmen dan keseriusan pelatih. Setelah itu, nama yang lolos akan diajukan dalam Rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI untuk mendapatkan persetujuan dan finalisasi sebelum masuk ke tahap negosiasi kontrak dan pengumuman resmi.

PSSI kali ini menetapkan kriteria yang sangat ketat, menekankan bahwa pelatih tidak hanya berfokus pada hasil instan tetapi juga pada pembangunan sistem yang berkelanjutan. Kriteria utamanya adalah Visi Jangka Panjang yang mampu membangun sistem permainan kolektif dan menyelaraskan gaya bermain tim senior dengan tim usia muda. PSSI juga mengutamakan pelatih dengan Pengalaman Internasional yang memahami kultur sepak bola Asia atau memiliki rekam jejak kuat di level Asia/Eropa. Terakhir, pelatih wajib memiliki Kepemimpinan Kuat dan kemampuan komunikasi yang efektif untuk menyatukan pemain lokal dan diaspora di ruang ganti.

Visi Garuda Mendunia: Cetak Biru Ambisius Erick Thohir untuk Sepak Bola Indonesia

Kepemimpinan Erick Thohir di Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) ditandai dengan perubahan paradigma fundamental, beralih dari fokus pada target jangka pendek dan turnamen regional menuju sebuah cetak biru strategis yang ambisius dan terukur. Visi besar ini, yang sering disebut sebagai “Program Garuda Mendunia,” tidak hanya mencakup Tim Nasional senior, tetapi merestrukturisasi seluruh ekosistem sepak bola Indonesia, dari pembinaan usia dini hingga pengelolaan liga profesional. Inti dari semua pergerakan ini adalah impian besar: melihat Indonesia lolos ke Piala Dunia 2030 dan menjadikannya kekuatan sepak bola permanen di Asia.

Filosofi yang mendasari kepemimpinan Thohir adalah pembangunan fondasi yang kokoh dan sistem yang berkelanjutan. Ia menyadari betul bahwa prestasi instan, meskipun penting untuk moral, tidak akan bertahan lama tanpa adanya infrastruktur dan manajemen yang solid. Setelah resmi berpisah dengan pelatih sebelumnya, Erick Thohir dengan tegas mengumumkan tiga target utama yang harus dicapai: menembus peringkat 100 besar FIFA, melaju jauh di Piala Asia 2027, dan paling krusial, lolos ke Piala Dunia 2030. Target ini merupakan ultimatum sekaligus kompas bagi pelatih baru dan seluruh jajaran PSSI bahwa era Piala AFF sebagai barometer utama telah berakhir, digantikan oleh ambisi global. Indonesia harus berani bermimpi menjadi tim yang kuat, bersaing di panggung dunia, dan dihormati secara internasional.

Program Garuda Mendunia: Tiga Fase Transformasi PSSI (2023-2045)

Untuk mencapai target 2030 yang ambisius, Erick Thohir telah menyusun sebuah rencana jangka panjang yang dibagi menjadi tiga fase strategis yang akan membimbing sepak bola nasional hingga tahun emas kemerdekaan Indonesia. Rencana ini telah dipresentasikan kepada FIFA dan Komisi X DPR RI, menunjukkan keseriusan dan transparansi federasi dalam upaya “naik kelas.”

Fase I: Pengembangan (2023-2028)

Periode pertama menjadi fase krusial bagi PSSI dalam membangun fondasi sepak bola nasional. Fokus utama diarahkan pada pembinaan usia dini dengan restrukturisasi akademi mulai dari U-9 serta integrasi kompetisi seperti TopSkor, Garuda Select, dan Elite Pro Academy U-16 hingga U-20. Erick Thohir menegaskan pentingnya klub profesional memiliki tim junior kuat, karena pemain hebat lahir dari akar rumput. PSSI juga mengembangkan sepak bola wanita melalui kompetisi U-9 dan U-14 serta memperkuat kerja sama internasional dengan federasi seperti KNVB untuk peningkatan pelatih dan standar kompetisi. Naturalisasi digunakan sebagai strategi akselerasi menuju 2026–2030, namun pembinaan pemain lokal tetap prioritas utama demi keberlanjutan dan identitas timnas.

Fase II: Stabilisasi (2028-2034)

Fase ini adalah periode di mana Timnas Indonesia, yang fondasinya sudah kokoh berkat program pengembangan di Fase I, diharapkan mampu mempertahankan stabilitasnya di kancah internasional. Ini merupakan momen penentuan apakah Indonesia dapat memenuhi impian Piala Dunia 2030 yang bertepatan dengan seabad usia PSSI.

Pada periode ini, Timnas harus sudah bisa bersaing secara konsisten dan kompetitif di level Asia, dengan target minimal menjadi tim yang rutin masuk di putaran akhir Piala Asia. Di dalam negeri, Liga 1 juga ditargetkan menjadi kompetisi terbaik di Asia Tenggara pada tahun 2030, baik dari sisi manajemen, profesionalisme, maupun kualitas permainan. Stabilisasi ini menuntut tidak adanya lagi pergantian pelatih secara mendadak atau terombang-ambingnya arah kebijakan federasi. Konsistensi dalam program, kepelatihan, dan pemanfaatan pemain dari hasil pembinaan usia muda adalah kunci utama.

Fase III: Golden Era (2034-2045)

Ini adalah fase puncak, era emas yang diimpikan PSSI. Pada periode ini, Timnas Indonesia diharapkan sudah menjadi kekuatan sepak bola yang diakui secara global. Dengan sistem pembinaan yang matang dan infrastruktur liga yang profesional, Indonesia diproyeksikan tidak hanya sekali-kali lolos ke Piala Dunia, tetapi menjadi kontestan yang reguler dan diperhitungkan di kancah dunia. Harapannya, pemain yang mengisi skuad Garuda di era ini adalah generasi emas yang lahir dan dibina melalui sistem terstruktur PSSI mulai dari U-9, membuktikan bahwa investasi jangka panjang di pembinaan tidak sia-sia.

Kriteria Pelatih Baru: Nahkoda dengan Komitmen Jangka Panjang

Keputusan untuk mengakhiri kerja sama dengan Patrick Kluivert, meskipun menyakitkan, menunjukkan komitmen PSSI untuk mencari nahkoda yang filosofi dan visinya 100% selaras dengan Program Garuda Mendunia. Pelatih baru yang dicari harus memenuhi kriteria utama yang menuntut lebih dari sekadar hasil instan:

1. Visi Pembangunan Sistem: Pelatih tidak boleh hanya fokus pada tim senior. Mereka harus memiliki visi yang terintegrasi, mampu membangun filosofi permainan kolektif yang dapat diterapkan secara berjenjang dari tim U-16 hingga Timnas senior. Ini memastikan bahwa transisi pemain muda ke tim senior berjalan mulus dan efisien.
2. Pengalaman Internasional dan Kultur Asia: Pelatih harus memiliki rekam jejak yang kuat di kancah internasional dan, yang terpenting, memahami betul dinamika dan kultur sepak bola Asia. Pengalaman ini penting agar mereka mampu meracik taktik yang efektif melawan tim-tim kuat Asia dan beradaptasi dengan karakter pemain lokal dan diaspora.
3. Kepemimpinan dan Komunikasi: Di tengah keragaman skuad yang kini diisi oleh pemain lokal dan naturalisasi, pelatih dituntut memiliki kepemimpinan yang kuat dan kemampuan komunikasi yang sangat efektif. Ia harus mampu menyatukan ruang ganti dan menanamkan mentalitas pemenang.

Fokus Utama dan Target Jangka Panjang

Erick Thohir secara resmi mengumumkan tiga target utama yang harus dicapai oleh pelatih baru dan skuad Timnas:

1. Ranking FIFA: Mampu menembus peringkat 100 besar FIFA.
2. Piala Asia: Melaju jauh di turnamen Piala Asia 2027.
3. Piala Dunia: Membangun fondasi kuat menuju Kualifikasi Piala Dunia 2030.

Perubahan Prioritas Kompetisi

Sejalan dengan target global tersebut, Erick Thohir juga menegaskan adanya perubahan prioritas:

Piala AFF (ASEAN Cup) tidak lagi menjadi prioritas utama dalam program kerja PSSI. Fokus diarahkan pada kompetisi yang lebih bergengsi secara global dan regional untuk mendorong sepak bola Indonesia naik kelas dan lebih dihormati di kancah internasional. Langkah ini juga mencakup peningkatan kualitas timnas di level junior dan senior, penguatan liga domestik, serta pengembangan strategi jangka panjang agar Indonesia mampu bersaing secara konsisten di ajang internasional bergengsi, sekaligus membangun reputasi dan prestise bangsa.

Status Pengumuman Pelatih Baru

Hingga saat ini, belum ada pengumuman resmi mengenai siapa sosok pengganti Patrick Kluivert.

• Pernyataan Terakhir: Pada hari Kamis (16/10/2025), setelah mengumumkan pemutusan kontrak Kluivert, Erick Thohir sempat meminta waktu “dua hari” untuk memberikan pernyataan lebih lanjut terkait pelatih baru.
• Perkembangan Terbaru: Namun, hingga saat ini (Selasa, 21 Oktober 2025), pengumuman resmi belum dikeluarkan. Rencana terdekat PSSI adalah menggelar rapat khusus pada hari ini, Selasa, 21 Oktober 2025, untuk membahas penunjukan pelatih baru tersebut, sebagaimana dikonfirmasi oleh Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga (Wamenpora).
• Sikap PSSI: PSSI dan Erick Thohir bersikap sangat hati-hati dan tertutup dalam proses ini untuk menghindari kesalahan fatal dalam pemilihan pelatih selanjutnya.

Kesimpulan Arah Baru: Menjangkau Puncak Abad Kedua PSSI

Target ambisius yang dicanangkan Erick Thohir bukan sekadar janji manis, melainkan proyek jangka panjang monumental yang menyatukan seluruh elemen sepak bola Indonesia, dari akar rumput hingga pucuk federasi. Fokus PSSI kini bergeser dari dominasi di level regional seperti Piala AFF menuju ambisi yang lebih tinggi: Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030. Pergeseran ini menegaskan tekad PSSI untuk “naik kelas” dan mengubah mentalitas sepak bola nasional agar berpikir secara global.

Kebijakan besar ini menuntut konsistensi, kesabaran, dan keselarasan strategi di semua lini. Erick Thohir memahami bahwa transformasi sepak bola tidak bisa terjadi dalam waktu singkat. Karena itu, setiap langkah—mulai dari pembinaan usia dini hingga penguatan liga profesional—harus mengikuti peta jalan yang terukur dan berkelanjutan.

Pemilihan pelatih baru menjadi momentum krusial dalam fase pengembangan. Sosok yang dicari bukan hanya pelatih dengan kemampuan taktis instan, tetapi seorang visioner yang mampu menerjemahkan cetak biru Garuda Mendunia hingga 2045. Tujuan akhirnya jelas: membangun fondasi permanen bagi Timnas Indonesia agar generasi emas hasil pembinaan U-9 kelak dapat mengibarkan Merah Putih secara konsisten di panggung sepak bola dunia, bertepatan dengan perayaan seabad PSSI.