Dua Saudara Ditangkap Curi 25 Juta Ethereum

Dua Saudara Ditangkap Curi 25 Juta Ethereum

Jakarta – Dua bersaudara lulusan Massachusetts Institute of Technology (MIT), James dan Anton Peraire-Bueno, kini menghadapi persidangan di pengadilan federal Manhattan. Mereka dituduh mencuri sekitar 25 juta dolar Amerika dari transaksi trader Ethereum melalui metode perdagangan kripto yang kontroversial dikenal dengan istilah sandwich attack. Kasus ini menarik perhatian banyak pihak karena menyoroti praktik tersembunyi dalam dunia perdagangan kripto, terutama yang berkaitan dengan mekanisme Maximal Extractable Value (MEV).

MEV sendiri adalah strategi di mana pelaku dapat memanipulasi urutan transaksi dalam blockchain untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Dalam praktik sandwich attack, penyerang menempatkan transaksi mereka tepat sebelum dan sesudah transaksi korban, sehingga memanfaatkan perubahan harga yang terjadi dalam hitungan detik. Jaksa menilai metode ini dilakukan dengan sengaja untuk mengeksploitasi sistem demi keuntungan pribadi.

Menurut dakwaan, James dan Anton menggunakan teknik yang disebut “high-speed bait and switch” untuk menipu sistem perdagangan otomatis milik perusahaan Savannah Technologies. Akibatnya, perusahaan itu mengalami kerugian lebih dari 13 juta dolar. Dakwaan menegaskan bahwa kedua bersaudara memanfaatkan kecanggihan akademik mereka untuk menciptakan strategi yang menguntungkan diri sendiri dengan mengorbankan pihak lain.

Sementara itu, pembela berargumen bahwa tindakan kedua bersaudara bukanlah kejahatan, melainkan bagian dari dinamika pasar kripto yang belum sepenuhnya diatur oleh hukum. Pengacara mereka, William Fick, menekankan bahwa James dan Anton hanya bermain dalam “aturan” yang ada di pasar kripto, mengalahkan bot perdagangan otomatis dengan strategi cerdas mereka. Menurutnya, belum ada regulasi yang secara jelas melarang praktik seperti itu.

Pemerintah menuduh kedua bersaudara mengeksploitasi celah di perangkat lunak MEV Boost yang bersifat open-source, yang digunakan oleh operator jaringan Ethereum. Dengan memanfaatkan celah ini, mereka dapat melihat urutan transaksi sebelum dikonfirmasi, lalu melakukan transaksi yang menguntungkan dari pergerakan pasar yang baru terjadi. Tuduhan ini memicu perdebatan soal batas etika dan legalitas dalam perdagangan kripto, mengingat sandwich attack sendiri belum dikategorikan secara eksplisit sebagai tindakan ilegal.

Anton berusia 25 tahun dan James 29 tahun, keduanya memiliki latar belakang akademik yang sangat kuat. Anton menekuni ilmu komputer, sedangkan James menyelesaikan pendidikan di bidang teknik dirgantara hingga jenjang magister. Jaksa menekankan bahwa keduanya memanfaatkan keahlian akademik mereka untuk merancang sistem yang menipu, sementara publik kripto terbagi dalam menilai perbuatan mereka: sebagian menilai itu pencurian, sebagian lain menganggapnya sebagai eksploitasi yang masih legal di wilayah abu-abu pasar kripto.

Peneliti dari Ethereum Foundation, Dankrad Feist, menegaskan bahwa walaupun praktik MEV sering dipandang tidak etis, tindakan tersebut tetap dapat dikategorikan sebagai pencurian jika merugikan pihak lain. Kasus ini menjadi sorotan penting bagi industri kripto karena menjadi salah satu titik di mana hukum modern akan diuji untuk menentukan batas antara strategi perdagangan yang sah dan tindakan kriminal.

Bagi komunitas Ethereum, persidangan ini bukan hanya tentang dua individu cerdas yang terlibat dalam kontroversi, tetapi juga tentang bagaimana hukum akan menilai praktik baru di dunia blockchain yang penuh celah dan inovasi cepat. Sebagai industri yang masih relatif muda, kripto menghadapi tantangan besar dalam merumuskan aturan yang jelas, sehingga kasus James dan Anton dapat menjadi preseden penting bagi regulasi masa depan.

Dengan meningkatnya perhatian publik dan media, persidangan ini juga memunculkan pertanyaan lebih luas: seberapa jauh teknologi dan strategi perdagangan yang kompleks dapat diterima sebelum dianggap melanggar hukum? Bagaimana masyarakat dan regulator menentukan etika dalam dunia yang bergerak secepat transaksi kripto? Semua pertanyaan ini menegaskan bahwa kasus ini lebih dari sekadar dugaan kriminal  ini adalah refleksi dari tantangan hukum dan etika di era digital dan blockchain.