JAKARTA SELATAN – Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan (Jaksel) mengumumkan program kesehatan publik skala besar dengan menargetkan 10.000 pelajar untuk menerima vaksinasi Demam Berdarah Dengue (DBD). Program ini digelar sebagai langkah preventif masif menyikapi tingginya kasus DBD di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Jaksel, Dr. Mita Sari, menyatakan bahwa vaksinasi ini akan diprioritaskan bagi siswa sekolah dasar dan menengah pertama di area yang tergolong zona merah. “Ini adalah upaya serius untuk melindungi generasi muda. Vaksinasi ini diharapkan dapat menciptakan kekebalan komunal dan secara signifikan menekan angka penularan DBD.” jelas Dr. Mita.
Program ini dijadwalkan akan dimulai pekan depan, menandai komitmen pemerintah daerah dalam membangun benteng kesehatan di lingkungan sekolah.
Jakarta (DiskusiBerita) – Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan bersiap melakukan vaksinasi Demam Berdarah Dengue (DBD) terhadap 10.000 pelajar Sekolah Dasar (SD) kelas 3 dan 4. Program ini dilakukan sebagai langkah pencegahan strategis untuk menekan angka kasus DBD yang masih menjadi ancaman kesehatan di wilayah ibu kota.
Menurut Sayid Ali, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Jakarta Selatan, vaksinasi akan melibatkan total 20.000 dosis vaksin DBD yang akan diberikan dalam dua tahap. Tahap pertama akan mencakup 10.000 dosis, sementara tahap kedua akan diberikan tiga bulan kemudian. Setiap anak akan menerima dua dosis vaksin untuk memberikan perlindungan optimal.
“DBD masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat, tidak terkecuali anak-anak. Oleh karena itu, vaksinasi ini menjadi langkah preventif yang penting untuk melindungi generasi muda.” ujar Sayid Ali saat dikonfirmasi di Jakarta, Ahad (19/10/2025).
Tahap Pelaksanaan Vaksinasi
Pelaksanaan vaksinasi dilakukan secara terstruktur melalui koordinasi lintas sektor. Sebanyak sembilan Puskesmas di Jakarta Selatan terlibat dalam program ini, dengan dukungan 106 SD dan 10 rumah sakit rujukan. Para tenaga medis akan memastikan setiap anak menerima vaksin sesuai jadwal, dan pemantauan pasca vaksinasi dilakukan untuk menjamin keamanan serta efektivitas pemberian vaksin.
Vaksin yang digunakan dalam program ini adalah Qdenga, yang diproduksi oleh Takeda Vaccines Inc. Vaksin ini telah melalui serangkaian uji klinis dan dinilai aman untuk digunakan pada anak usia SD. Pemberian dua dosis vaksin diharapkan mampu memberikan perlindungan jangka panjang terhadap virus dengue, yang selama ini menjadi penyebab tingginya angka kasus demam berdarah di Jakarta.
Sayid menambahkan, program vaksinasi ini tidak hanya menekankan pada pemberian vaksin, tetapi juga melibatkan edukasi kepada pelajar dan orang tua mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, menghilangkan sarang nyamuk, dan mengenali gejala awal DBD. Edukasi ini diharapkan membangun kesadaran masyarakat agar dapat berperan aktif dalam pencegahan DBD di lingkungannya masing-masing.
Koordinasi Lintas Sektoral
Pemkot Jakarta Selatan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan kelancaran vaksinasi. Selain tenaga medis dari Puskesmas dan rumah sakit rujukan, kegiatan ini melibatkan guru-guru SD untuk mendampingi anak-anak selama proses vaksinasi. Pemerintah juga menyiapkan sistem pemantauan aktif untuk mendeteksi setiap kasus DBD sejak dini, sehingga penanganan dapat dilakukan secara cepat.
“Kami ingin program ini berjalan efektif dan tepat sasaran. Vaksinasi massal terhadap pelajar ini merupakan langkah penting untuk menekan penyebaran DBD sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit ini.” ungkap Sayid Ali.
Pentingnya Vaksinasi DBD
Data Kementerian Kesehatan mencatat hingga 22 September 2025, Jakarta mencatat sebanyak 7.274 kasus DBD dengan 12 kematian. Angka ini menunjukkan bahwa meskipun telah dilakukan berbagai upaya, DBD masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius. Vaksinasi massal terhadap anak-anak diharapkan dapat menjadi langkah preventif yang signifikan untuk menurunkan angka kasus di tahun-tahun berikutnya.
Selain vaksinasi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga meluncurkan program Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue, yang menjadi langkah strategis dalam memperkuat perlindungan masyarakat. Program ini mencakup pemetaan wilayah risiko tinggi, edukasi kesehatan, serta pelibatan aktif masyarakat dalam mengawasi potensi munculnya sarang nyamuk.
Dengan adanya vaksinasi ini, Pemkot Jakarta Selatan menargetkan dapat menekan angka kasus DBD di wilayahnya. Selain itu, program ini juga menjadi model bagi kota-kota lain di Indonesia yang menghadapi tantangan serupa terkait penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
Dukungan Masyarakat dan Orang Tua
Kesuksesan program vaksinasi tidak lepas dari dukungan masyarakat, terutama orang tua dan wali murid. Edukasi yang diberikan kepada orang tua mengenai pentingnya vaksinasi bagi kesehatan anak menjadi salah satu faktor penting dalam memastikan program berjalan lancar. Orang tua juga diimbau untuk mengawasi anak-anak mereka pasca vaksinasi, dan segera melaporkan jika terjadi gejala yang tidak diinginkan.
Selain itu, peran guru dan tenaga medis sangat krusial dalam memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak-anak selama proses vaksinasi. Dengan pendekatan yang humanis dan edukatif, diharapkan anak-anak tidak merasa takut, sehingga seluruh target vaksinasi dapat tercapai.
Langkah Strategis Pemerintah
Vaksinasi terhadap 10.000 pelajar di Jakarta Selatan merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah dalam menghadapi penyakit menular seperti DBD. Pendekatan preventif seperti ini dianggap lebih efektif dibandingkan penanganan kasus setelah munculnya wabah.
Selain vaksinasi, Pemkot Jakarta Selatan juga menekankan pentingnya program kebersihan lingkungan, pengelolaan sampah, dan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin. Sinergi antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat menjadi kunci utama keberhasilan program ini.
Harapan dan Target
Dengan pelaksanaan vaksinasi yang terstruktur dan didukung edukasi kesehatan, Pemkot Jakarta Selatan berharap dapat menurunkan angka kasus DBD di kalangan anak-anak. Selain itu, program ini juga diharapkan menumbuhkan kesadaran masyarakat luas mengenai pentingnya pencegahan penyakit melalui vaksinasi dan perilaku hidup bersih.
Sayid Ali menegaskan, “Kami berharap vaksinasi ini bukan hanya sekadar kegiatan sekali jalan, tetapi menjadi bagian dari upaya berkelanjutan untuk melindungi generasi muda dari ancaman DBD. Anak-anak yang sehat berarti masa depan Jakarta Selatan lebih cerah.”
Melalui kolaborasi lintas sektor, edukasi intensif, dan pemantauan aktif, vaksinasi terhadap 10.000 pelajar ini menjadi bukti nyata keseriusan pemerintah dalam menghadapi penyakit yang masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat. Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi wilayah lain dalam memperkuat upaya kesehatan masyarakat secara menyeluruh.
KESIMPULAN DISKUSIBERITA :
Kesimpulannya, vaksinasi Demam Berdarah Dengue (DBD) bagi 10.000 pelajar kelas 3 dan 4 SD di Jakarta Selatan menjadi langkah strategis yang sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit yang masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat. Program ini melibatkan pemberian total 20.000 dosis vaksin Qdenga dari Takeda Vaccines Inc., yang diberikan dalam dua tahap untuk memastikan perlindungan optimal bagi setiap anak. Pelaksanaan vaksinasi dilakukan melalui koordinasi lintas sektor, melibatkan sembilan Puskesmas, 106 SD, dan 10 rumah sakit rujukan, sehingga prosesnya dapat berjalan aman, terstruktur, dan tepat sasaran.
Tidak hanya memberikan vaksin, pemerintah juga menekankan pentingnya edukasi kesehatan, baik kepada pelajar maupun orang tua, mengenai cara mencegah DBD, termasuk menjaga kebersihan lingkungan, menghilangkan sarang nyamuk, serta mengenali gejala awal penyakit. Program ini juga didukung oleh pemantauan aktif untuk memastikan setiap kasus DBD dapat segera ditangani. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan hingga September 2025 terdapat 7.274 kasus DBD di Jakarta dengan 12 kematian, menunjukkan perlunya tindakan preventif yang nyata.
Vaksinasi massal ini diharapkan mampu menurunkan angka kasus DBD, membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya perlindungan kesehatan, dan menjadi model bagi kota lain di Indonesia. Keberhasilan program ini sangat bergantung pada kolaborasi antara pemerintah, tenaga medis, sekolah, orang tua, dan masyarakat luas. Dengan pendekatan terstruktur dan edukatif, Jakarta Selatan dapat memastikan generasi muda lebih terlindungi dari ancaman DBD, sekaligus membentuk budaya hidup bersih dan sehat yang berkelanjutan di masa depan.
3 thoughts on “Lindungi Generasi Muda: 10.000 Pelajar Jaksel Siap Divaksin DBD, Momen Penting Kesehatan Publik”